Tuesday, July 3, 2018

Inilah Alasan Kenapa Danau Toba Sangat Dalam


Sempat terjadi kesimpangsiuran mengenai kedalaman Danau Toba setelah tenggelamnya kapal Sinar Bangun yang merenggut korban banyak sekali. Semula disebut bangkai kapal berada pada kedalaman 1.600 meter. Tapi kemudian diluruskan bahwa kedalamannya adalah 1.600 kaki atau sekitar 487 meter. Rupanya telah terjadi salah kutip oleh media.

Tapi banyak orang tak menyangka bahwa Danau Toba ternyata sangat dalam. Bahkan lebih dalam dari Selat Sunda. Mengapa bisa begitu?

Untuk itu mari mempelajari Danau Toba dari sisi geologi. Kalian tahu, danau Toba adalah kawah raksasa dari sebuah gunung api purba bernama Gunung Toba. Seperti dilansir Live Science (livescience.com), Gunung Api Toba adalah gunung api super yang pernah mengeluarkan letusan hebat pada 75.000 tahun lalu.

Letusan itu, menurut estimasi peneliti, melontarkan 2.800 kubik kilometer material letusan ke udara (batu dan debu). Mendapat lontaran material letusan sebesar itu jelas mempengaruhi Bumi. Atmosfer Bumi tertutup sehingga diperkirakan saat itu temperatur Bumi menurun.


Bandingkan dengan letusan dahsyat Gunung Krakatau di Jawa Barat pada 1884 dan Gunung Tambora di NTB pada 1815. Letusan Krakatau hanya melontarkan 12 kubik kilometer material letusan. Sedangkan Tambora lebih hebat lagi, melontarkan 100 kubik km.

Semula, ada teori sempat terjadi penurunan populasi manusia akibat letusan Gunung Toba tersebut. Belakangan teori ini dibantah oleh peneliti dari Oxford.

Nah, hasil dari terjadinya letusan dahsyat adalah terjadinya lubang raksasa dan menjadi sebuah kawah besar yang dalamnya ratusan meter. Ditambah lagi sebagian besar material letusan menumpuk di sekitar gunung dan sebagian lagi lenyap di atmosfer. Kawah bekas letusan dahsyat itulah yang kini menjadi Danau Toba.

Menurut catatan Majalah Geomagz yang diterbitkan Kementerian ESDM (geomagz.geologi.esdm.go.id) Danau Toba mendapatkan airnya dari sungai-sungai berukuran menengah dan kecil dengan luas wilayah aliran sebesar 3.700 km2. Di samping itu, air berasal dari air hujan dengan curah hujan rata-rata 2.264 mm/tahun.


Pulau Samosir terletak di dalam Danau Toba. Pulau ini adalah bagian puncak Gunung api Toba yang ikut runtuh ke dalam kawah ketika terjadi pembentukan kawah Toba, kemudian terangkat kembali. Tapi Samosir sesungguhnya bukan pulau melainkan sebuah tanjung yang dihubungkan oleh tanah genting (isthus) sepanjang 200 meter di barat Danau Toba. Belanda, pada 1906, membangun sebuah kanal di tanah genting itu sehingga kini kita mengetahui Samosir sebagai sebuah Pulau. Kalau kalian berkendara dari Porsea ke Pangururan, kalian akan menemukan kanal itu.


EmoticonEmoticon